
Ketika Badrun bergegas masuk ke kandang kambing.. ia berkata “Nek, kek, Badrun mau bicara…Ehh ehhhhh ehhhhh ala makkkk!!”.
Saking buru-burunya Badrun ke kandang kambing, dia tidak mengetahui jika ada sebuah kulit pisang di depannya, lalu ia terpeleset dan terjatuh.
Ddduuakk! Geedebbukkk!!
“Astagfirullah adaww, sakit nyeuu badan Badrun”. Ia terjatuh dengan posisi badan orang sedang tertidur.
Ketika mendengar suara tersebut, nenek langsung datang ke sumber suara. Lalu berkata “Eleuh eleuh Ari si Badrun kamu teh kunaon atuh malah tidur di sini?? Kamu teh mau tidur bareng si Rebeka hah?”.
Badrun pun menjawab.
“Ih masa Badrun teh mau tidur sama kambing sih nek.”
“Kirain kamu teh mau tidur sama si Rebeka wkwkwk”. Jawab nenek dengan tawa.
“Ya ngga atuh, Badrun teh tadi jatuh disini, gara-gara tuh kulit pisang”. Tunjuk Badrun ke arah kulit pisang yang tadi diinjaknya.
Nenek pun menghampiri dan membantu Badrun berdiri. Sambil berdiri, Badrun pun berkata “Nek badrun mau bicara sama kakek, sama nenek”.
“Mau bicara apa atuh Badrun. mending nanti aja ya, sekarang teh si kakek lagi bantuin Rebeka melahirkan. Nenek juga mau bantuin kakek, kasian kalo si kakek cuman sendirian. Dari pada kamu diem, mending bantuin juga ya, supaya cepet selesai. Oh iya tadi si Rebeka melahirkan, bayinya teh laki-laki, meni lucu pisan euy mirip si kakek”. Nenek menjawab sambil membayangkan wajah kakek dan tersenyum malu.
“Udh ah sekarang kamu teh samperin tuh si kakek, bantuin si kakek mindahin anak si Rebeka, nenek mau ke air dulu”.
Badrun menjawab “Iya Nek”.
Badrun berjalan tertatih-tatih, karena habis terjatuh tadi. Ia menghampiri kakek dan membantu kakek membersihkan bayi Rebeka. Kakek membagi-bagi tugas agar cepat selesai. Badrun memindahkan bayi Rebeka ke kandang lain yang sudah disiapkan. Sementara kakek sedang membersihkan Rebeka yg baru saja melahirkan, lalu memindahkannya ke tempat yg sama dengan si bayi.
Malampun semakin larut, bulan dan bintang saling menerangi bumi. Badrun melihat keluar jendela dan menatap langit-langit malam. Malam ini malam yang terasa sangattt lama bagi Badrun. Ia sebal dengan dirinya sendiri.
Ia menggerutu, “Ah apa yang aku pikirkan tetang malam ini, hari ini aku gagal berbicara dengan nenek dan kakek tentang beasiswaku, karena mereka sibuk dengan kelahiran Rebeka. Aishhh menyebalkan!! Mungkin aku akan coba lagi di esok hari”.

Tiba-tiba Badrun merasa ingin buang air kecil. Ia pun pergi ke kamar mandi. Keadaan malam ini semakin sunyi, hanya terdengar bunyi serangga yang masih terjaga setiap malamnya.
Badrun bergumam “Mungkin kelak dia akan tertidur jika sudah waktunya”.
Setelah selesai dengan urusannya dikamar mandi, Badrun pun berjalan kembali ke kamarnya, lalu… terdengar suara trekkk trekk tek.. Badrun terdiam sejenak, dia melihat ke kanan, kiri, depan, belakang, atas sampai bawah. Tapi tidak ada apa-apa. Suara tersebut pun hilang seketika. Lalu Badrun berjalan lagi.. dan suara trekkk trek tek kembali terdengar. Badrun merasa merinding disekujur tubuhnya. Tapi Badrun tak takut, ia terus berjalan perlahan-lahan dan mendekati asal suara tersebut.
“Aaaaaaaaaaa…”.